IDR 165.000
Munculnya aliran kebatinan atau aliran kepercayaan—yang menurut sebagian peneliti Islam merupakan “sempalan” dari Islam terjadi sejak dahulu hingga sekarang. Dahulu, pernah terjadi pembedahan dada ole... Munculnya aliran kebatinan atau aliran kepercayaan—yang menurut sebagian peneliti Islam merupakan “sempalan” dari Islam terjadi sejak dahulu hingga sekarang. Dahulu, pernah terjadi pembedahan dada oleh pemimpin sebuah aliran kepercayaan di Sleman (1959), orang yang mengajarkan salat menghadap ke timur di Indramayu (1987), atau beberapa orang yang mengaku nabi dan memperoleh wahyu di Majalengka, Bekasi Timur, dan Bandung Selatan. Belakangan ini, muncul kasus salat dwibahasa, salat cukup dengan isyarat, berislam cukup dengan hakikat tanpa syariat, dan sebagainya. Kasus-kasus semacam ini secara sporadis selalu muncul di banyak tempat di Indonesia. Buku ini meneliti secara historis-antropologis mengapa kelompok-kelompok berteologi sempalan Islam itu ada dan senantiasa ada, dan juga bagaimana sebenarnya sosok teologi kelompok-kelompok itu. Penelitian dilakukan terhadap salah satu aliran kebatinan yang hidup di Tatar Sunda, yaitu Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), yang belakangan mengklaim penganutnya berjumlah sekitar 100.000-an orang—suatu perkembangan yang cukup pesat bagi sebuah aliran kebatinan dalam beberapa tahun terakhir. Menariknya, AKP yang merupakan aliran kebatinan terbesar di Jawa Barat—dan salah satu yang terbesar di Indonesia—ternyata berhasil merekrut cukup banyak anggota dari kaum terpelajar.
Read MoreIDR 155.000